Aceh Timur,Nelayan
Aceh Timur mengaku sangat resah akibat banyaknya berlayarnya kapal pukat Trawl
ilegal yang menangkap ikan dikawasan laut pesisir Aceh Timur, Aceh dengan
mengunakan pukat Harimau (Trawl).
Hal itu sudah menjadi pemandangan
sehari -hari oleh nelayan pada saat berlayar ke laut, mereka sering melihat
kapal Trawl berbagai Daerah bahkan Negara yang mencari ikan di lautan Aceh
Timur, seperti Kapal Trawal Belawan, Kapal Trawl Negara Malaysia dan Kapal
Trawl Negara Thailand.
Menurut salah satu nelayan Idi Rayeuk Abdul Manah menjelaskan saat itu
dirinya mengaku mengaku sedih karena banyak rumpon/tuwah (Rumah Ikan) milik
nelayan banyak yang putus akibat tersangkut pada pukat harimau (trawl).
“Bayangkan hampir setiap minggu
belasan rumpon/tuwah kapal nelayan putus karena olah kapal trawl mengunakan
pukat harimau, terkadang mereka beroperasi jaraknya sangat dekat dengan lokasi
rumpon/tuwah kami,” Jelas Abdul Manah kepada jurnalmediaceh.com.selasa,(20/06/23).
Menyikapi keluhan nelayan Gerakan
Sosial Pemuda Pesisir(GSPP) Aceh Mendesak Aparat untuk mengambil langkah cepat terkait pelayaran dan pengamblan ikan
dengan pukat harimau di Kawasan perairan Aceh Timur, hal itu sangat membuat
nelayan tradisional Aceh Timur merugi.
“Saya meminta Kapolda Aceh khususnya
Polres Aceh Timur, harus segera turun tangan guna menyelamatkan biota laut,
seperti terumbu karang, bio planton, agar laut di Aceh Timur tidak merusak
ekosistemnya,” Terang Ketua Umum GSPP, Kadri.
Jangan sampai lautan Aceh Timur
menjadi seperti laut wilayah Belawan Sumut yang kandas, yang mengakibatkan
terumbu karang rusak sehingga ikan-ikan sudah berimigrasi ke wilayah lain.
“Jika itu terjadi, maka yang dirugikan
adalah para nelayan yang menangkap ikan
dengan alat tradisional,” tambahya ketua GSPP Aceh.
Berdasarkan Laporan para nelayan,
Kapal trawl tersebut sering beroperasi jaraknya hanya 13 mil dari bibir pantai
kuala idi pada saat malam hari sampai pagi hari, para nelayan Aceh tidak berani
menegur karena kapal mereka yang berukuran dari 30 hingga 70 GT (Tonos Groos).
“Mereka itu mafia kelas kakap
besar yang selalu mengincar zona tangkap nelayan di Aceh Timur dan bukan hanya
itu, mereka juga telah merusak rumpon ikan milik nelayan. Baik siang ataupun
malam, mereka itu kapal pukat trawl ada operator nya.”tutupnya kadri ketua GSPP
Aceh.(Izr)
Posting Komentar